Sukses

Tantangan Ngabuburit Umat Muslim Jerman Ketika Berpuasa

Bagi yang berpuasa di Jerman, jarak Subuh ke Maghrib di Jerman sekitar 18 jam. Ngabuburit menjadi tantangan terbesar saat berpuasa.

Liputan6.com, Jakarta Ngabuburit menjadi kosa kata paling diperbincangkan netizen. Kata ngabuburit berasal kata dalam bahasa Sunda, yaitu burit yang berarti waktu menjelang sore hari. Bila dialih bahasakan secara bebas ke bahasa Indonesia, ngabuburit dapat berarti kegiatan menunggu waktu berbuka puasa.

Ibadah puasa tak hanya dilakukan umat Muslim di Indonesia, umat Muslim di Jerman pun demikian. Tentunya, jika dipandang dengan kaca mata sudut pandang di Indonesia ngabuburit juga dilakukan umat muslim di Jerman. Dilansir dari Deutsche Welle, Selasa (6/7/2016), di Jerman terdapat lebih dari empat juta orang memeluk agama Islam.

Bagi yang berpuasa di Jerman, jika puasa jatuh pada musim panas, maka banyak yang merasakan tantangannya lebih berat, karena jarak waktu Subuh ke Maghrib menjadi lebih panjang. Tahun 2016, misalnya, jarak Subuh ke Maghrib di Jerman sekitar 18 jam.

Bagi yang berpuasa di Jerman, jika puasa jatuh pada musim panas, maka banyak yang merasakan tantangannya lebih berat, karena jarak waktu Subuh ke Maghrib menjadi lebih panjang. Tahun 2016, misalnya, jarak Subuh ke Maghrib di Jerman sekitar 18 jam.

“Biasanya saya tiba di restoran tengah hari dan harus menyiapkan berbagai hidangan untuk malam hari. Pelanggan kami banyak yang keturunan Arab. Setiap petang, mereka datang untuk berbuka puasa di sini, karena itulah saya menyiapkan berbagai jenis hidangan," kata Umm Aziz yang bekerja di restoran mengakui kesulitannya ngabuburit dalam menjalankan ibadah puasa di Jerman.

Simak selanjutnya tantangan ngabuburit umat muslim di Jerman ketika berpuasa di tautan berikut ini.

Artikel Rekomendasi 

Ini 5 Menu Dessert Paling Ekstrem di Dunia

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini