Sukses

Jangan Salah, Distribusikan BBM Ternyata Tak Gampang

Tata kelola Pertamina dan pendistribusian BBM kepada masyarakat ternyata tidak mudah.

Citizen6, Jakarta Sejak berdiri pada 10 Desember 1957, Pertamina sebagai perusahaan milik negara menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi dari sektor hulu hingga hilir. Tak heran, Pertamina menjadi garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia. Tata kelola dan pendistribusian BBM kepada masyarakat ternyata tidak mudah.

Kegiatan Campus Citizen Journalist Edu Trip Pertamina, Kamis (19/6/2016) yang diikuti 15 mahasiswa dan lima blogger berhasil menguak seluk-beluk pendistribusian BBM. Para peserta berkesempatan mengunjungi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta utara.

TBBM Plumpang termasuk TBBM Jakarta Group terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dengan luas 48 hektar. Saat ini Pertamina memiliki 273 unit kapal tanker, 7 unit kilang, dan 111 unit terminal BBM, 6.865 unit retail outlet, 64 unit DPPU (Aviasi), dan 2.856 unit mobil tangki.

  • Ongkos Mahal

Peningkatan jumlah fasilitas dan armada demi melayani kebutuhan energi di seluruh pelosok Indonesia.

Dari tulisan Sri Mulyawati, mahasiswa yang ikut CJ Edu Trip, harga BBM Pertamina sesuai dengan ketentuan pemerintah. Ifki Sukarya, External Communication Manager menegaskan, distribusi BMM itu tidak mudah.

“Distribusi BBM hingga ke pelosok Indonesia itu engak gampang, jadi gunakanlah BMM secara bijak," ujarnya.

CJ Edu Trip Pertamina

Jalur distribusi yang sulit dan mahalnya ongkos penyaluran BBM bukan faktor utama memikirkan seberapa besar laba yang diperoleh. Meski demikian, Pertamina tidak melupakan pelayanan kepada masyarakat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hemat Energi

  • Hemat Energi

Imbauan kepada masyarakat Indonesia untuk menghemat energi gencar dilakukan. Hal ini dilakukan agar energi yang tersedia tidak habis sehingga memberikan kerugian bagi masyarakat Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah memengaruhi pasokan energi. Pasokan energi dapat berujung tidak mencukupi sesuai jumlah penduduk.

Peserta Citizen Jurnalism melihat produk yang dihasilkan Pertamina, Jakarta, Kamis (19/5). Edutrip CJ yang diadakan Liputan6.com bertujuan menambah wawasan peserta dalam pengelolaan hasil bumi Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

  • Macet

Tulisan reportase Ratih Purnama Sari, mahasiswa yang tergabung dalam Campus CJ mengulas tantangan dan risiko Pertamina dalam upaya mendistribusikan BBM.

Tantangan yang harus dihadapi pihak perusahaan tidak ringan. Mereka harus menerima resiko besar tatkala mengantarkan BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah-daerah. Masalah yang sering ditemui berupa kemacetan jalanan.

Kemacetan jalanan harus dihadapi setiap hari. Meskipun dari TBBM Plumpang tepat waktu mengisi BBM, jalur menuju SPBU yang dituju bisa saja terhambat akibat macet. Kerapkali kemacetan tak bisa diprediksi.

3 dari 3 halaman

Menghargai Pertamina

  • Menghargai Pertamina

Dari sejumlah faktor yang harus dihadapi, para peserta CJ Edu Trip memeroleh wawasan baru. Seperti halnya Kevin Demsi, mahasiswa dari kampus Akademi Komunikasi Global Media Jakarta. Yusuf Tirtayasa, mahasiswa Bina Sarana Informatika mewawancari Kevin.

Kevin mengungkapkan kegiatan CJ Edu Trip Pertamina sangat seru dan keren. Ia mendapat banyak pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui.

CJ Edu Trip Pertamina (Liputan6.com/Helmi Afandi)

“Dulu saya suka marah-marah dengan Pertamina karena kenaikan harga BBM yang membuat bensin mahal dan jika terjadi kelangkaan di mana-mana.

Sekarang, saya jadi lebih bisa menghargai kerja keras mereka dalam memasok kebutuhan BBM dalam negeri, yang ternyata tidaklah mudah. Salut untuk Pertamina!" ungkapnya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.